KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT, yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna yang
dilengkapi dengan akal pikiran, supaya manusia mampu memanfaatkannya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan segala upaya akal pikiran ini manusia dapat
berikhtiar untuk mencapai hubungan baik sesamanya.
Penulisan
makalah
ini menjadi suatu tugas bagi penulis untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
IPA 2,
maka penulis telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai dengan ilmu pengetahuan dan kemampuan penulis
menulis makalah ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian laporan
initerutama
kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar IPA SD 2 serta teman-teman yang
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu
memberikan kekuatan dan memberkahi semua amal baik yang telah kita perbuat.
Amin-amin ya rabbal alamin.
Padang, 25 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...........….. 3
1.1
Latar
Belakang………………………………………………………………………. 3
1.2
Rumusan
Masalah……………………………………………………………………. 3
1.3
Tujuan
Penulisan………………….....................……………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….. 6
2.1
Pengertian Alat
Indera................................................................................................... 6
2.2
Indera Pendengar...…....................................……………………………………….. 6
2.3
Indera Perasa………….……………...…………..........................................……….. 17
2.4
Indera Peraba……………….....………………………………......................……..... 24
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..…. 32
3.1 Kesimpulan…………………...………………………………………………………. 32
3.2 Saran………………………………………………………………………………….... 32
Daftar Pustaka………………….………………………………………………….......... 33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Alat Indera adalah alat
tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan di luar tubuh. Alat indera ada
lima, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Kelima alat indra itu
disebut panca indera.
Pada
setiap alat indera terdapat saraf. Saraf ini akan menerima rangsang dari luar
tubuh. Kemudian, saraf mengirim rangsang itu ke otak. Saat rangsang diterima
otak dengan baik, maka kita dapat melihat, mendengar, membau, mengecap, atau
meraba. Alat indera harus dirawat dengan baik. Jika alat indera rusak, tubuh
kita tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya kita tidak dapat menikmati
keadaaan sekitar.
Agar lebih memahami tenteng indera
pendengar (telinga), perasa (lidah), dan peraba (kulit) maka dalam makalah ini
akan disajikan beberapa alat indera tersebut.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa saja
bagian-bagian pada telinga?
2.
Apa saja
fungsi masing-masing bagian dari telinga?
3.
Bagaimana
cara kerja telinga?
4.
Apa saja penyakit
yang dapat menyerang telinga?
5.
Bagaimana
memelihara telinga dengan baik?
6.
Apa
saja bagian-bagian pada lidah?
7.
Apa
saja fungsi masing-masing bagian dari lidah?
8.
Bagaimana
cara kerja lidah?
9.
Apa
saja penyakit yang dapat menyerang lidah?
10.
Bagaimana
memelihara lidah dengan baik?
11.
Apa
saja bagian-bagian pada kulit?
12.
Apa
saja fungsi masing-masing bagian dari kulit?
13.
Bagaimana
cara kerja kulit?
14.
Apa
saja penyakit yang dapat menyerangkulit?
15.
Bagaimana
memelihara kulit dengan baik?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk mengetahui bagian dan fungsi
masing- masing bagian dari indera
pendengar (telinga), indera perasa (lidah), dan indera peraba (kulit).
BAB II
PEMBAHASAN
INDERA PENDENGAR,
PERASA, DAN PERABA
2.1 Pengertian Alat Indra
Indera
atau indria merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud kesadaran
rohani diri dengan material lingkungan. Dalam ajaran Hindu indria ada sebelas
macam dan disebut sebagai eka dasa indriya.
Lima
macam indera berfungsi sebagai alat sensor dalam bahasa Sanskerta disebut panca
budi indriya dan dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai panca indera
yaitu: alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mengecap
(lidah), alat pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk mendengar
(telinga), dan alat pembantu untuk merasakan (kulit/indera peraba).
2.2 INDERA PENDENGAR
(TELINGA)
Telinga
meupakan indera pendengar. Telinga sebagai indera pendengar peka terhadap
bunyi. Telinga
merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara.
Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz.
Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan
tubuh manusia.
Telinga
mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga
mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran posisi dan gerakan kepala.
Sel-sel reseptor tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masing terdiri
atas sel-sel rambut dengan sterosilia.
- Bagian-bagian Telinga
Telinga
sebagai reseptor pendengaran bunyi terdiri atas 3 bagian, yaitu :
- Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran.
- Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
- Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea).
Ketiga
saluran setengah lingkaran, sakulus dan utrikulus merupakan alat keseimbangan
tubuh. Sakulus dam utrikulus terletak di bawah ketiga saluran setengah
lingkaran. Alat keseimbangan iniakan memberikan tanggapan terhadap perubahan
posisi tubuh. Oleh karena itu, jika telinga sakit, maka keseimbangan tubuh juga
terganggu.
- Fungsi bagian-bagian indera pendengar (telinga)
Fungsi
bagian-bagian indera pendengar :
a.
Telinga bagian luar
Telinga
bagian luar terdiri atas:
- Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
- Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
- Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
- Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
- Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.
b.
Telinga bagian tengah
Telinga
bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani.
Fungsi
dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga
bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran
Eustachius dan tiga tulang pendengaran.
Telinga
tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani), sampai ke jendela oval.
Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang sanggurdi.
Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil, yaitu
tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes).
Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membran timpani diteruskan ke telinga
dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut
oleh pembuluh eustachius.
- Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
- Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.
c.
Telinga bagian dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari
berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut
labirin tulang dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga labirin
membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, kokle (rumah
siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
Rumah siput atau koklea merupakan suatu
tabung yang panjangnya sekitar 3cm dan bergelung seperti cangkang siput serta
berisi cairan limfa. Kokle tersebut berbentuk saluran melingkar yang terdiri
atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala
vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala
media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala vestibuli
berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikotrema.
Skala vestibuli berakhir pada jendela oval (foramen ovale). Sedangkan skala
timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala vestibuli dengan skala media
terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media dengan skala timpani
terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan yang
disebut membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler.
Di dalam skala media bagian dalam atau
tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang
merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambut tersebut terletak
di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel reseptor
pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk
saraf pendengar.
Telinga
bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh
urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.
- Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
- Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
- Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
- Cara kerja telinga
Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getar bunyi. Getaran
bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang telinga. Apabila getaran bunyi
mencapai gendang telinga, maka gendang telinga ikut bergetar. Getaran gendang
telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya, tingkap jorong dan
rumah siput ikut bergetar. Demikian juga dengan cairan limfa di dalam rumah
siput. Cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf. Ujung-ujung saraf menyampaikan
rangsangan bunyi tersebut ke otak. Dengan demikian. Kita mendengar bunyi.
Getaran bunyi yang terlalu keras dapat merobek gendang telinga sehingga
pendengaran dapat terganggu.
Perjalanan Suara Dari
Telinga Ke Otak
Telinga
merupakan suatu keajaiban rancangan yang rumit sehingga cukup telinga saja
sudah dapat meruntuhkan penjelasan teori evolusi dalam hal penciptaan
berdasarkan ‘kebetulan’. Proses mendengar di dalam telinga dimungkinkan oleh
suatu sistem yang begitu rumit hingga perincian terkecilnya. Gelombang suara
mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga (1) dan selanjutnya gelombang menabrak
gendang telinga (2). Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah (3)
bergetar. Akibatnya, gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang
menggetarkan apa yang disebut “jendela lonjong” (4), yang selanjutnya
menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput (5) bergerak. Di sini,
getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui
syaraf rongga telinga (6).
Terdapat
cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput. Rumah siput (gambar yang
diperbesar di tengah) mempunyai beberapa saluran (7), yang berisi cairan.
Saluran rumah siput (8) mengandung “alat-alat korti (9) (gambar yang diperbesar
di kanan), yang merupakan alat indera pendengaran. Organ ini tersusun atas
“sel-sel bulu” (10). Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada
sel-sel ini melalui selaput batang (11), tempat alat-alat korti berada. Ada dua
macam sel bulu, sel bulu dalam (12a) dan sel bulu luar (12b). Tergantung pada
frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang
memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.
Sel
bulu luar (13) mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut
listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran (14). Kemudian informasi dari
kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utama (15). Alat yang terlibat
dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut: inferior colliculus (16),
medial geniculate body (17), dan akhirnya selaput pendengaran (18).34
Garis
biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah
untuk nada rendah. Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal
pada kedua belahan otak.
Jelaslah,
sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda
yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya. Sistem ini
tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang
terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna. Oleh karena
itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.
- Kelainan pada telinga dan cara memelihara kesehatan telinga
Ada
dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan
saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan
penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini
mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga.
Ada
bermacam gangguan telinga, yaitu:
1.
Tuli
Tuli ada dua macam yaitu:
- Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulang- tulang pendengaran.
- Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
Tuli
Konduktif
·
Penyebab : Penurunan fungsi
pendengaran sensorineural dikelompokkan lagi menjadi:
a.
Penurunan fungsi pendengaran
sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam)
b.
Penurunan fungsi pendengaran
neural (jika kelainannya terletak pada saraf pendengaran atau jalur saraf
pendengaran di otak)
Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan
penyakit keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan oleh:
a.
Trauma akustik (suara yang sangat
keras)
b.
Infeksi virus pada telinga dalam
c.
Obat-obatan tertentu
d.
Penyakit Meniere
Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh :
a.
Tumor otak yang juga menyebabkan
kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan batang otak
b.
Infeksi
c.
Berbagai penyakit otak dan saraf
(misalnya stroke) – Beberapa penyakit keturunan (misalnya penyakit Refsum)
Pada anak-anak, kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi akibat :
a.
Gondongan
b.
Campak Jerman (rubella)
c.
Meningitis
d.
Infeksi telinga dalam
·
Gejala : Penderita penurunan
fungsi pendengaran bisa mengalami beberapa atau seluruh gejala berikut :
a.
Kesulitan dalam mendengarkan
percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisik
b.
Terdengar gemuruh atau suara
berdenging di telinga (tinnitus)
c.
Tidak dapat mendengarkan suara
televisi atau radio dengan volume yang normal
d.
Kelelahan dan iritasi karena
penderita berusaha keras untuk bisa mendengar
e.
Pusing atau gangguan keseimbangan
·
Akibat : Penderita dapat mengalami
kerusakan saraf yang menyebabkan tuli sementara bahkan tuli permanen.
·
Cara Pencegahan : Membersihkan
telinga secara teratur.
·
Cara Pengobatan : Pengobatan untuk
penurunan fungsi pendengaran tergantung kepada penyebabnya.
Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh
adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di saluran telinga, maka dilakukan
pembuangan cairan dan kotoran tersebut.
Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat
bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.
2.
Vertigo
·
Penyebab :
a.
Perubahan posisi kepala (biasanya
terjadi ketika penderita berbaring, bangun, berguling di atas tempat tidur atau
menoleh ke belakang)
b.
Adanya endapan kalsium di dalam
salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam.
c.
Pasokan oksigen ke otak yang
kurang dapat pula menjadi penyebab.
·
Gejala : Penderita merasa seolah-olah dirinya bergerak
atau berputar; atau penderita merasakan seolah-olah benda di sekitarnya
bergerak atau berputar.
Sebelum
memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari vertigo.
a.
Gerakan mata yang abnormal
menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang
menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari
kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu
dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala
penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam teling.
b.
Untuk menguji keseimbangan,
penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya
dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.
c.
Tes pendengaran seringkali bisa
menentukan adanya kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan
pendengaran.
d.
Pemeriksaan lainnya adalah CT scan
atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf.
e.
Jika diduga suatu infeksi, bisa
diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang.
·
Akibat : Pada vertigo ringan,
penderita hanya akan merasa pusing dan keadaan sekitar terasa berputar-putar.
Namun, ada beberapa dokter yang mengatakan bahwa vertigo bias menjadi awal
penyakit stroke.
·
Cara Pencegahan : CT scan atau MRI
kepala, agar vertigo bisa diketahui lebih awal sebelum menjadi parah.
·
Cara Pengobatan : Pengobatan
tergantung kepada penyebabnya. Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah
meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin.
3.
Otitis Media
·
Penyebab : Peradangan dan
penumpukan cairan didalam telinga tengah. Jika ada cukup bakteri berkembang
diarea ini, cairan dapat menjadi terinfeksi.
·
Gejala :
a.
Perforasi sentral (lubang terdapat
di tengah-tengah gendang telinga).
Otitis media kronis bisa kambuh setelah infeksi tenggorokan dan hidung
(misalnya pilek) atau karena telinga kemasukan air ketika mandi atau berenang.
Penyebabnya biasanya adalah bakteri. Dari telinga keluar nanah berbau busuk
tanpa disertai rasa nyeri. Bila terus menerus kambuh, akan terbentuk
pertumbuhan menonjol yang disebut polip, yang berasal dari telinga tengah dan
melalui lubang pada gendang telinga akan menonjol ke dalam saluran telinga
luar.
b.
Perforasi marginal (lubang
terdapat di pinggiran gendang telinga).
Menyebabkan saluran-saluran eustachian membengkak dan menjadi
terhalangi. Tanpa udara mengalir ke atau dari telinga tengah, tekanan didalam
telinga meningkat. Ini dapat menjadi luar biasa tidak nyaman dan dapat terasa
seperti balon yang ditiup besar sekali, siap untuk meletus. Infeksi-infeksi
telinga tengah juga menyebabkan akumulasi cairan dan produksi nanah didalam
telinga tengah. Ini dapat membatasi kemampuan dari getaran-getaran suara untuk
berpergian dari selaput gendang telinga ke telinga dalam, menyebabkan
kehilangan pendengaran sementara.
Sebagai tambahan, gendang telinga dapat berubah pink atau merah, dan
penumpukan cairan dan nanah yang dihaslkan didalam telinga tengah dapat menekan
gendang telinga, menyebabkannya meregang secara ketat atau menonjol.
·
Akibat : Dapat menyebabkan tuli
konduktif.
·
Cara Pencegahan : Pengobatan
infeksi telinga akut secara tuntas bisa mengurangi resiko terjadinya infeksi
telinga kronis.
·
Cara Pengobatan : Pada serangan
otitis media kronis, dokter akan membersihkan saluran telinga dan telinga
tengah dengan menggunakan penghisap dan kapas kering. Kemudian ke dalam telinga
tengah dimasukkan cairan asam asetat dan hydrocortisone.
4.
Tonsillar Celluitis
·
Penyebab : Infeksi bakteri pada jaringan di sekitar amandel; tonsillar
abscess adalah penumpukan nanah di sekitar daerah amandel.
·
Gejala : Dengan tonsillar
cellulites atau abscess, menelan menyebabkan rasa sakit berat, seseorang merasa
sakit, mengalami demam, dan bisa memiringkan kepala ke depan sebelah abscess
untuk membantu menghilangkan rasa sakit. Kejang pada otot pengunyah membuat
mulut sulit terbuka (trismus). Cellulitis menghasilkan kemerahan yang umum dan
mengunyah diatas amandel dan pada langit-langit lunak. Abscess mendorong
amandel ke depan, dan uvula (kecil, proyeksi kecil yang menggantung ke bawah
pada belakang tenggorokan) ditelan dan bisa didorong ke sebelah berlawanan
dengan abses.
·
Akibat : Kadangkala, bakteri,
biasanya streptococci, yang menginfeksi tenggorokan bisa menyebar ke dalam
jaringan yang mengelilinginya. Keadaan ini disebut cellulitis. Jika bakteri
berkembang tidak terkendali, penumpukan nanah (abscess) bisa terbentuk. Abscess
bisa terbentuk kemudian menuju amandel (peritonsillar) atau di sebelah tenggorokan
(parapharyngeal). Abscesses terjadi pada anak tetapi lebih sering terjadi pada
orang dewasa muda.
·
Cara Pengobatan : Antibiotik,
seperti penisilin atau clindamycin, diberikan secara infus. Jika tidak terdapat
abscess, antibiotik biasanya mulai membersihkan infeksi dalam 24 sampai 48 jam.
Jika abscess ada, seorang dokter harus memasukkan sebuah jarum ke dalamnya atau
memotong ke dalamnya untuk mengeluarkan nanah. Daerah tersebut pertama kali
dimatirasakan dengan semprotan anestesi atau suntikan. Pengobatan dengan
antibiotik dilanjutkan melalui mulut.
5.
Otitis Externa
·
Penyebab : Proses peradangan dan
infeksi pada EAC (External Auditori Canal). Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus merupakan organisme yang paling sering ditemukan pada
infeksi ini. Bakteri yang lebih jarang yang diisoloasi termasuk spesies
Proteus, Staphylococcus epidermidis, diphtheroids, dan Escherichia coli.
·
Gejala : Gejala otitis eksterna
dapat beragam, tergantung dari stadium dan perluasan penyakit. Diagnosis klinis
ditegakkan dengan adanya keberadaan otalgia, otorrhea, rasa penuh, pruritus,
nyeri pada palpasi, dan beragam derajat oklusi pada EAC. Pasien juga dapat
datang dengan penurunan pendengaran yang terjadi akibat oklusi pada EAC karena
edema dan debris. Tanda otitis eksterna termasuk nyeri pada penyentuhan pinna;
adanya eritema, edema, otorrhea, pembentukan krusta pada EAC; dan pada keadaan
yang lebih berat, limfadenopati pada nodus limfe periauricular dan servikal
anterior. Perubahan kulit akibat selulitis dapat pula muncul. Pada keadaan
kronis, kulit EAC dapat menebal. Kultur dapat bermanfaat untuk kasus infeksi
berulang untuk menetukan penanganan yang tepat.
·
Akibat : Pada stadium
preinflamasi, telinga terpapar dengan faktor predisposisi, termasuk panas,
kelembaban, luka (maserasi), absennya serumen, dan pH yang basa. Hal ini dapat
menyebabkan edema pada stratum korneum dan oklusi pada unit apopilosebaseus.
Pada stadium inflamasi, terjadi pertumbuhan bakteri, disertai dengan edema
progresif dan nyeri yang semakin berat. Resolusi yang tidak sempurna atau
inflamasi persisten selama lebih dari 3 bulan dikategorikan sebagai stadium
inflamasi kronik.
·
Cara Pencegahan :
a.
Jangan masukkan barang apa saja
kedalam saluran telinga. Apa saja, termasuk jari-jari dan sumbu kapas yang
dimasukkan kedalam telinga dapat melukai jaringan yang melapisi saluran dan
menyebabkan suatu infeksi telinga.
b.
Ambil tindakan pencegahan yang
memadai sebelum dan sesudah berenang. Beberapa orang mungkin dihimbau
menggunakan penyumbat-penyumbat telinga ketika berenang atau mandi untuk
memelihara saluran telinga tetap kering. Keringkan telinga-telinga dengan
handuk atau hair dryer sesudah berenang dapat juga menurunkan risiko
infeksi-infeksi telinga. Dokter-dokter kadangkala menyarankan penggunaan tetes
telinga khusus sesudah berenang.
c.
Berikan asi (air susu ibu) pada
bayi-bayi. Air susu ibu menyediakan antibodi-antibodi yang membantu membuat
anak-anak kurang peka terhadap infeksi-infeksi, termasuk infeksi-infeksi
telinga.
d.
Monitor penggunaan dot pada
bayi-bayi. Bayi-bayi (terutama yang berumur antara 6 dan 12 bulan) yang
menggunakan dot-dot mempunyai risiko yang lebih tinggi mengembangkan
infeksi-infeksi telinga. Bagaimanapun, pada bayi-bayi muda, penggunaan dot
dapat membantu mengurangi risiko sindrom kematian mendadak bayi/sudden infant
death syndrome (SIDS). Menghisap jempol tidak tampak meningkatkan risiko
infeksi telinga.
e.
Sewaktu menyusu dengan botol,
pegang anak-anak pada posisi duduk yang tegak. Tiduran waktu minum
mempromosikan infeksi karena cairan dapat berjalan naik ke tabung-tabung
eustachio (eustachian tubes), meningkatkan risiko infeksi.
·
Cara Pengobatan
Penanganan
otitis eksterna termasuk debridement atraumatik pada EAC yang teliti dengan
bantuan mikroskop. Untuk analgesia dapat diberikan nonsteroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs), opioids, atau preparat steroid topikal. Setelah pembersihan
selesai, preparat tetes telinga yang bersifat antiseptis, mengasamkan, atau
antibiotic (atau kombinasi dari ketiga sifat tersebut) sebaiknya diberikan.
Jika derajat stenosis kanal berat, sebuah sumbu diletakkan secara hati-hati
untuk menyalurkan tetesan pada bagian medial dari kanal.
Preparat
antiseptic yang tersedia, termasuk asam acetic dan boric, ichthammol, phenol,
aluminum acetate, gen¬tian violet, thymol, thimerosal (mis, Merthiolate),
cresylate, dan alkohol. Preparat antibiotic yang dapat digunakan termasuk
ofloxacin, ciprofloxacin, colistin, polymyxin B, neomycin, chloramphenicol,
gentamicin, dan tobramycin. Polymyxin B dan neomycin biasanya digunakan bersamaan
untuk penanganan infeksi akibat S aureus dan P aeruginosa. Ofloxacin dan
ciprofloxacin merupakan antibiotic tunggal dengan spectrum yang sangat luas
untuk hampir semua bakteri pathogen yang menyebabkan otitis eksterna. Preparat
steroid dapat membantu mengurangi edema dan otalgia. Antibiotik sistemik
diindikasikan untuk infeksi yang menyebar melewati EAC. Untuk otitis eksterna
kronis, kanalplasty dapat diindikasikan untuk penebalan kulit yang menyebabkan
obstruksi kanal. Pasien diminta untuk menghindari manipulasi EAC atau paparan
air jika mereka memiliki riwayat otitis eksterna.
6.
Ganguan telinga
disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau otitis
sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi
infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya
pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan.
7.
Penumpukan kotoran
sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena
itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu
kali dalam seminggu.
8.
Kerusakan gendang
telinga, misalnya gendang telinga pecah. Pecahnya gendang telinga bisa
disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan
terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti
atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga
menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.
9.
Otosklerosis, adalah
kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada
telinga) ketika masih kecil.
10.
Presbikusis, adalah
perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
11.
Rusaknya reseptor
pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat
keras.
Agar
terhindar dari berbagai kelainan atau penyakit telinga, hal-hal yang harus diperhatikan
antara lain :
1.
Kebersihan telinga
harus dijaga agar lubang telinga tidak tersumbat.
2.
Sebaiknya, hindari
bunyi yang terlalu keras.
3.
Jika telinga sering
berdenging, segeralah pergi ke dokter THT.
2.3 INDERA PERASA/PENGECAP (LIDAH)
- Bagian-bagian lidah
Lidah terletak didalam mulut. Permukaaan lidah kasar karena penuh bitil-bintil
yang disebut papila. Pada binti-bintil lidah terdapat saraf pengecap. Lidah
merupakan otot yang tebal. Pada pangkal lidah terdapat kelenjar limfa
berlapiskan selaput yang berlendir.
Selain
itu indera pengecap juga terdapat pada langit-langit yang lunak dan epiglotis.
Indera pengecap merupakan kemoreseptor yang mendeteksi bahan kimia yang masuk
melalui makanan dan minuman.
Indera pengecap dibangun oleh suatu
struktur yang disebut kuncup pengecap (Taste buds). Pada lidah terdapat
lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar di permukaan atas dan
sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertananm di bagian epitel lidah dan
bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papila.
Setiap bintil-bintil saraf pengecap
tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan letaknya pada
lidah.
Kuncup pengecap tersusun dari sel
pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili.
Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak dapat
mengenali lima pengecap dasar yaitu manis, asam, pahit dan asin. Pangkal lidah
dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung
lidah dapat mengecap rasa manis.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang
berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari
otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung
kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap
terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Permukaan atas lidah penuh dengan
tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk,
yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk
jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian
samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.
Kita dapat merasakan rasa pada lidah
karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah
papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan
ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar
karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila
terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan
berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan
sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua bagian lidah peka
terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu. Adaptasi
terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi adaptasi
selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa utama yaitu
manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa coklat, rasa
teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa dan
berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila kamu
sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan mengecap
makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
Pada saat kita makan sambal, kita
sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada
kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang
dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan
oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang bersifat permanent
misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak.
Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C.
- Cara kerja lidah
Makanan atau minuman yang masuk ke
dalam mulut memberi rangsangan ke ujung-ujung saraf pengecap. Rangsangan dari
makana tersebut kemudian diteruskan ke otak.
Dengan demikian, kita dapat mengecap (merasakan) makanan atau minuman
tersebut. Selain sebagai indera pengecap, lidah juga berfungsi sebagai alat
bicara dan pengatu letal makanan. Perpaduan gerakan lidah, bibir, langit-langit
mulut, dan gigi menghasilkan berbagai macam bunyi. Lidah mengatur letak makanan
pada saat sedang dikunyah. setelah itu, lidah akan mendorong makanan masuk ke
kerongkongan.
- Penyakit yang dapat menyerang lidah
Penyakit yang sering menyerang lidah
adalah sariawan. Sariawan mengakibatkan lidah memerah dan tampak luka. Penyakit
ini cukup mengganggu karena menimbulkan rasa sakit pada saat kita menggerakkan
lidah untuk mengunyah dan berbicara. Penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan
dengan mengonsumsi vitamin C.
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat menyerang
lidah :
1.
Ageusia,
Hiperguesia, Disguesia
- Penyebab
a.
Mulut yang sangat kering
b.
Perokok berat
c.
Terapi penyinaran pada kepala dan
leher
d.
Efek samping dari obat (misalnya
vinkristin-obat antikanker atau amitriptilin-obat antidepresi).
e.
Luka bakar pada lidah (bisa
menyebabkan kerusakan sementara pada jonjot-jonjot pengecap)
f.
Bell’s palsy (bisa menyebabkan
berkurangnya pengecapan pada salah satu sisi lidah)
g.
Depresi.
h.
Penyakit sistemik seperti diabetes
melitus, refluks gastroesofageal, penyakit ginjal, multipel sklerosis, zoster
otikus, dan Sick Building Syndrome
i.
Obat-obatan seperti :
ü antibiotik
(tetrasiklin, kloramfenikol, trimetroprim)
ü antidiare
(loperamid)
ü antihipertensi
(ACE inhibitor)
ü antirematik
(asam asetilsalisilat)
ü antihistamin
(piperidine)
ü dan masih
banyak lagi
j.
Intoksikasi atau keracunan oleh
karbonmonoksida, alopurinol
k.
Perubahan fisiologis karena
perubahan hormonal dan proses penuaan
l.
Gangguan penciuman karena infeksi
sinus, infeksi di mulut
m. Defisiensi /
kekurangan vitamin B, vitamin A, dan zinc
- Gejala : Aguesia, tidak mampu mengecap rasa sama sekali. Hipogeusia, kehilangan sensitivitas pengecap. Disguesia, tidak dapat mengecap rasa tertentu.
- Akibat : Kehilangan pengecapan dapat menimbulkan hilangnya nafsu makan.
- Cara Pencegahan :
a.
Kurangi merokok.
b.
Tidak meminum obat-obatan yang keras
terlalu banyak kecuali memang diperlukan.
- Cara Pengobatan :
ü Sering makan
permen untuk menjaga kelembaban mulut
ü Memperbaiki
kebersihan rongga mulut
ü Apabila Anda
sedang mengalami infeksi saluran pernapasan, tunggu sampai beberapa hari
setelah penyakit tersebut menghilang
ü Konsumsi
vitamin A (ubi kuning, wortel, sayuran dan buah kuning), vitamin B (gandum,
daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur), dan mineral zinc (kacang,
gandum, sayur-sayuran hijau seperti bayam dan asparagus, daging, unggas, tiram)
- Candidiasis Oral
- Penyebab : Infeksi jamur ragi dari genus Candida pada membran berlendir mulut. Hal ini sering disebabkan oleh Candida albicans, atau kadang oleh Candida glabrata dan Candida tropicalis. sariwan pada mulut bayi disebut candidiasis, sementara jika terjadi di mulut atau tenggorokan orang dewasa diistilahkan candidosis atau moniliasis.
- Gejala : Menimbulkan kumpulan lapisan kental berwarna putih atau krem pada membran mucosal (dinding mulut dalam). Pada mucosa mulut yang terinfeksi mungkin muncul radang (berwarna merah). Orang dewasa mungkin mengalami rasa tidak nyaman atau rasa terbakar.
- Akibat : Lidah menjadi susah digunakan karena rasa tidak nyaman yang luar biasa.
- Cara Pencegahan : Mengurangi penggunaan antibiotic.
- Cara Pengobatan : Jangan coba beli obat sendiri tanpa resep dokter karena bisa membuat kuman resisten (kebal) terhadap obat.
- Fissured Geografic Tongue
- Penyebab : Kebanyakan disebabkan karena faktor keturunan. Tetapi bisa juga karena alergi makanan atau diperberat saat terjadi infeksi demam, batuk atau pilek. Penyakit ini biasa diderita anak di atas 2 tahun.
- Gejala :
a.
Saluran napas dan hidung : Batuk /
pilek lama (>2 minggu), asma, bersin, hidung buntu, terutama malam dan pagi
hari. mimisan, suara serak, sinusitis, sering menarik napas dalam.
b.
Kulit : Kulit timbul bisul,
kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Warna putih
pada kulit seperti ”panu”. Sering menggosok mata, hidung, telinga, sering
menarik atau memegang alat kelamin karena gatal. Kotoran telinga berlebihan,
sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis eksterna).
c.
Pembuluh darah Vaskulitis (pembuluh
darah kecil pecah) : sering lebam kebiruan pada tulang kering kaki atau pipi
atas seperti bekas terbentur. Berdebar-debar, mudah pingsan, tekanan darah
rendah.
d.
Otot dan tulang : nyeri kaki, kadang
nyeri dada terutama saat malam hari
e.
Saluran kencing : sering minta
kencing, bed wetting (semalam ngompol 2-3 kali)
f.
Mata : Mata gatal, timbul bintil di
kelopak mata (hordeolum). Kulit hitam di area bawah kelopak mata. Memakai kaca
mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.
g.
Hormonal : rambut berlebihan di kaki
atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi badan.
h.
Kepala,telapak kaki/tangan sering
teraba hangat. Berkeringat berlebihan meski dingin (malam/ac). Keringat berbau.
i.
Fatique : mudah lelah, sering minta
gendong
- Akibat : Lidah pecah-pecah dan terlihat terbelah-belah. Nafsu makan akan menurun karena susah menelan.
- Cara Pencegahan : Setiap sehabis makan, sikatlah lidah 10-15x dengan sikat bulu sedang gerakan pelan tidak boleh melukai lidah, dibantu dentifris (semacam abu gosok yang dipakai untuk membersihkan gigi).
- Cara Pengobatan : Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik atau terapi radiasi.
- Kanker Lidah
- Penyebab : Merokok, terutama yg lebih dari 2 pack perhari, resiko tersebut akan meningkat dengan penggunaan alcohol 6-12 oz sehari. Squamous cell carcinoma pada lidah dapat juga disebabkan syphilis atau trauma khronis misalnya tambalan atau gigi yang tajam yg menimbulkan trauma pada lidah.
- Gejala : Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan yang adekuat, mudah berdarah, nyeri lokal, nyeri yang menjalar ke telinga, nyeri menelan, sulit menelan, pergerakan lidah menjadi semakin terbatas
- Akibat : Lidah terasa seperti terbelah dan munculnya eritroplakia (bercak kemerahan dalam mulut) pada lidah.
- Cara Pencegahan
ü Berhenti
merokok terutama pada perokok yang merokok cigarette, cerutu dan merokok dengan
mengunakan pipa. Merokok adalah faktor resiko kanker yang terbesar. Semua jenis
tembakau membuat Anda berisiko kanker. Mencegah tembakau atau memutuskan untuk
berhenti menggunakannya merupakan keputusan kesehatan yang sangat penting. Hal
ini merupakan bagian dari mencegah kanker.
ü Hindari
minuman beralkohol.
ü Pemeriksaan
rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi.
ü Salah satu
hal yang wajib dilakukan dan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan
mulut dengan memeriksakan dan membersihkan gigi secara teratur. Hal itu bisa
mencegah karang gigi, gusi sakit, gigi berlubang,kanker mulut, dan penyakit
gigi lainnya. Jangan tunggu sampai Anda punya masalah, lalu baru pergi ke dokter
gigi. Sebaiknya cegah sebelum terjadi.
ü Menjaga
kebersihan mulut dan gigi. Apabila mulut dan gigi tidak terjaga kebersihannya,
maka membuat kuman yang berjangkit lama-lama menjadi jamur dan akhirnya
berkembang menjadi kanker. Selain menyikat gigi disarankan untuk menggunakan
obat kumur yang menuntaskan kegiatan membersihkan mulut.
·
Cara Pengobatan : Pemberian
kombinasi radiasi eksternal dan brakhiterapi interstitial untung mematikan
sel-sel kanker.
- Merawat kesehatan lidah
Cara merawat kesehatan lidah antara
lain :
1.
Menghindari makanan yang terlalu
panas atau dingin.
2.
Gunakan sikat gigi yang bersih dan
lembut.
3.
Rajin mengunsumsi makanan yang
mengandung vitamin C.
2.4 INDRA PERABA (KULIT)
Seluruh tubuh kita dilapisi oleh kulit. Kulit berfungsi sebagai indera peraba.
Dengan kulit, kita dapat membedakan permukaan kasar dan permukaan halus.
Demikian pula kita dapat membedakan benda panas dan benda dingin.
Kulit juga dapat
berfungsi sebagai pelindung. Pada umumnya, terdapat dua macam bentuk ujung saraf pada
reseptor kulit yaitu reseptor berujung saraf bebas dan reseptor dengan ujung
saraf berselubung kapsul/selaput. Reseptor berujung saraf bebas terdapat di
seluruh jaringan tubuh dan berfungsi untuk mendeteksi rasa sakit.
Reseptor dengan ujung
saraf berselubung atau berselaput dapat berupa Korpuskel Meissner dan Diskus
Merkel, berfungsi mendeteksi rangsangan sentuhan lunak, Korpuskel Pacini
mendeteksi rangsangan tekanan, Korpuskel
Ruffini mendeteksi rangsangan panas dan Korpuskel
Krause mendeteksi rangsangan dingin.
Semua reseptor khusus tidak terdistribusi
secara merata pada kulit. Wilayah-wilayah kulit tertentu dapat saja jauh lebih
peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit lainnya terhadap suatu rangsangan.
Misalnya, ujung jari dan bibir sangat peka terhadap sentuhan, jauh lebih peka
dibandingkan punggung tangan
Kulit merupakan indra
peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan
tekanan.ubuh dengan cara melapisi tubuh.
Tabel
Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya.
Ujung saraf berselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel ruffini
|
Panas
|
Korpuskel krause
|
Dingin
|
Korpuskel meissner
|
Sentuhan
|
A.
Bagian-bagian
kulit
Kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan
luar tdisebut juga epidermis. Lapisan dalam disebut juga dermis.
Epidermis
Epidermis tersusun atas
lapisan tanduk/kulit ari (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi.
·
Lapisan
korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh
sel-sel baru. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bakteri dan menguapnya air
dari tubuh.
·
Lapisan
malpighi tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. Sel terluar lapisan
malpighi mati dan kemudian menggantikan sel kulit ari yang menggelupas. Lapisan
Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum.
Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum
mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada
lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang
memberi warna pada kulit.
Dermis
Lapisan dalam tersusun
dari jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar minyak,
pembuluh darah, akar rambut dan ujung saraf penerima rangsang yang disebut
reseptor.
Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000
ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat
mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah
sebgai organ penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran,
dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkungan tinggi (panas),
kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar.
Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa
metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke
permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di
permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya,
saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler
di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan
air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh
tida mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus.
Pandangan
Mendalam atas Kulit
Di atas adalah gambar penampang
melintang kulit. Tetesan keringat yang dikeluarkan dari kulit memainkan berbagai peran bagi
tubuh. Selain menurunkan suhu tubuh, mereka menyediakan zat gizi bagi bakteri
dan jamur tertentu yang hidup di permukaan kulit, dan menghasilkan bahan sisa
bersifat asam seperti asam laktat yang membantu menurunkan tingkat PH
(keasaman) kulit. Media bersifat asam di permukaan kulit ini menciptakan
lingkungan yang tidak bersahabat bagi bakteri berbahaya yang mencari tempat
tinggal.
Fungsi bagian-bagian kulit :
a.
Kulit ari berfungsi
mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
b.
Kelenjar keringat
berfungsi menghasilkan keringat
c.
Lapisan lemak berfungsi
menghangatkan tubuh
d.
Otot penggerah rambut
berfungsi mengatur gerakan rambut
e.
Pembuluh darah
berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh
Selain menghasilkan keringat, pada
bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera
yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan
nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf
yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam,
yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf
yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa
kamu lihat dalam tabel berikut.
Selain terdapat di daerah dermis,
sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang
muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan
terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling
luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit
mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada
berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf
peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan
daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera
perabanya untuk membaca huruf Braille.
Bagian indra peraba yang paling peka adalah ujung
jari, telapak tangan, telapak kaki, bibir dan alat kemaluan.
Fungsi bagian-bagian kulit :
- Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
- Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat.
- Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh.
- Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut.
- Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.
B.
Cara
kerja kulit
Sentuhan
yang dilakukan pada semua benda menghasilkan rangsang. Rangsang itu diterima
oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang itu diteruskan oleh reseptor ke otak.
Dengan demikian, kita dapat meraba suatu benda. Otak juga memerintahkan tubuh
untuk menanggapi rangsang itu. Karena informasi yang cepat, tubuh kita dapat
terhidar dari bahaya luar, misalnya saat kita menyentuh benda yang panas. Jika
tubuh tidak tahan panas itu, maka secara refleks tubuh akan menghindari panas
tersebut. Dengen demikian, tubuh terhindar dari kerusakan yang lebih fatal.
C.
Penyakit
pada kulit dan cara memelihara kesehatan kulit
Kulit adalah bagian tubuh terluar.
Jadi, kulit paling mudah berhubungan langsung dengan lingkungan. Akibatnya,
kulit paling cepat kotor dan mudah diserang penyakit. Beberapa penyakit kulit
tersebut, yaitu :
1.
Kudis
- Penyebab : Disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan kegatalan pada kulit.
- Gejala : Liang pada permukaan kulit, gatal, dan kemerahan dan biasanya ada infeksi sekunder, misalnya akibat bakteri. Pada bayi, gejala yang khas yaitu adanya bisul pada telapak kaki dan telapak tangan
- Akibat : Penderita mengalami kegatalan dan kesakitan. Penderita jadi sering menggaruk kulitnya. Akibat infeksi terbentuk kerak kudis yang berwarna coklat keabuan yang berbau anyir.
- Cara Pencegahan : Tidak ada vaksin untuk kudis sehingga pencegahan harus dilakukan melalui menghindari infeksi. Seluruh pihak yang berada dekat dengan penderita perlu diobati pada waktu bersamaan, walaupun belum ada gejala. Pakaian, handuk, seprai dan barang-barang yang bersentuhan dengan kulit sebaiknya dicuci dan disetrika untuk mencegah penularan.
- Cara Pengobatan : Diobati dengan salep antikudis yang disebut salep 2-4. Setelah penderita mandi, salep dioleskan dan digosok agak keras agar salep masuk ke terowongan dan kontak dengan kutu. Setelah itu, penderita tak boleh mandi selama tiga hari agar obat tersebut tetap bertahan pada tempatnya.
2.
Panu
- Penyebab : Keringat yang dibiarkan menempel pada kulit dalam waktu yang lama. Kotoran tersebut lama-kelamaan menjadi jamur yang menyebabkan panu muncul.
- Gejala : Bercak berwarna pada kulit dengan batas sangat tegas dibanding warna kulit di sekitarnya.
- Akibat : Jika dibiarkan, lama kelamaan bercaknya akan menyebar ke bagian kulit lainnya dan menyebabkan gatal. Jika digaruk, bercaknya menimbulkan serpihan berwarna putih.
- Cara Pencegahan : Menjaga higienitas perseorangan, hindari kelembaban kulit dan menghindari kontak langsung dengan penderita.
- Cara Pengobatan : Panu umumnya diobati dengan antijamur topikal. Pengobatan ini membasmi panu secara temporer. Untuk itu perlu diulangi secara rutin dan teratur untuk mencegah panu kambuh lagi.
3.
Kadas
- Penyebab : Salah satu infeksi jamur dermatofitosis (dermatophytosis) pada permukaan kulit yang disebabkan oleh jamur dermatophyte.
Bentuk (klinis) infeksi jamur
dermatofitosis pada permukaan kulit dibedakan berdasarkan tempatnya,
diantaranya:
a.
Tinea Kapitis ( Tinea
capitis ). Infeksi jamur yang terletak di kulit dan rambut kepala.
b.
Tinea Korporis ( Tinea
corporis ). Terletak pada kulit wajah, badan, lengan dan bokong.
c.
Tinea Kruris. Di daerah
pelipatan paha, organ genital dan daerah anus. apat menyebar ke bokong dan
perut bagian bawah.
d.
Tinea Pedis. Terletak
di kulit tangan dan kaki, sela jari, telapak tangan maupun kaki.
e.
Tinea Unguium. Infeksi
jamur dermatofitosis di kuku.
f.
Tinea Imbrikata. Bercak
bersisik dan melingkar serta terasa gatal.
- Gejala : Tinea corporis ditandai dengan bercak berbagai bentuk. Terbanyak adalah bentuk annular (seperti cincin) dan iris (sirkuler). Masing-masing bercak dapat bergabung membantuk bercak yang lebih luas.
a.
Bercak berbatas tegas
dengan bagian tepi relatif lebih aktif dan lebih jelas dibanding bagian tengah.
b.
Pada fase akut terasa
gatal, terutama jika berkeringat dan cuaca panas.
c.
Pada Tinea corporis
menahun lebih sering diabaikan lantaran tidak menimbulkan keluhan selain
keluhan kosmetik.
- Akibat: Munculnya bercak pada kulit dan menyebabkan gatal.
- Cara Pencegahan
a.
Menggunakan pakaian
longgar dan sedapat mungkin terbuat dari bahan katun.
b.
Menggunakan kaos kaki
dari bahan katun dan menghindari memakai kaos kaki yang lembab.
c.
Mengganti pakaian
setiap hari dengan pakaian kering.
d.
Menggunakan sepatu yang
tidak lembab.
e.
Mengeringkan handuk
setelah setiap kali digunakan.
f.
Menghindari memakai
pakaian orang lain yang sedang menderita infeksi jamur kulit.
g.
Mandi dengan air bersih
segera setelah mandi di tempat-tempat umum.
h.
Jika perlu, menaburkan
bedak atau bedak anti jamur terutama di sela-sela jari kaki dan pelipatan
kulit.
- Cara Pengobatan : Prinsip pengobatan ditujukan kepada pemberantasan jamur dan mengurangi keluhan penyerta (simptomatis) serta mencegah reinfeksi selama maupun setelah pengobatan.
4.
Albino
- Penyebab : Albino adalah kelainan genetik, bukan penyakit infeksi.
- Gejala : Kulit dan rambut berwarna putih/tidak memiliki warna.
- Akibat : Kulit dan rambut tidak memiliki pigmen.
- Cara Pencegahan : Dilakukan tes kromosum pra-nikah untuk mengurangi resiko anak mengalami albino. Apalagi jika ada riwayat keluarga yang mengalami albino.
- Cara Pengobatan : Albino tidak dapat diobati.
5.
Kanker
Kulit
- Penyebab :
a. Berhubungan
dengan sinar matahari dalam waktu yang lama.
b. Orang-orang
dengan kandungan sedikit melamin pada kulit misalnya orang-orang dengan warna
kulit cerah.
c. Berhubungan
langsung dengan zat-zat karsinogenik (seperti batu bara, pestisida, minyak
paraffin) dan dapat juga akibat berhubungan dengan sisa-sisa radioaktif dan
radium.
d. Sering
mengalami luka bakar berulang, seperti , tukang las, tukang minyak dan
lain-lain.
- Gejala :
a.
Tahi lalat yang
asimetris
Tahi
lalat harus memiliki bentuk yang teratur. Setiap perubahan yang menimbulkan
perubahan pada ukuran dan bentuk tahi lalat harus menjadi perhatian. Periksakan
perubahan tersebut ke dokter kulit.
b.
Tepi tahi lalat
Bagian
tepi tahi lalat harus berbentuk halus dan tidak berubah selama bertahun-tahun.
Luka, bengkak, atau tepian yang membesar adalah pertanda Anda perlu
memperhatikan kesehatan kulit.
c.
Warna tahi lalat
Warna
tahi lalat harus tetap dan tidak berubah. Orang dengan rambut berwarna cerah
seharusnya memiliki warna tahi lalat yang lebih cerah, dan tahi lalat warna
lebih gelap bagi yang berkulit gelap. Perubahan warna tahi lalat
kemerah-merahan sebaiknya menjadi perhatian.
d.
Ukuran
Semakin
besar diameter tahi lalat, semakin tinggi risiko terkena kanker kulit. Apalagi
jika ada tahi lalat yang tumbuh di atas enam milimeter. Perubahan demikian
adalah peringatan serius.
e.
Tahi lalat baru
Jika
tubuh Anda terlalu sering terdapat tahi lalat baru, saatnya segera
berkonsultasi dengan dokter.
f.
Gatal-gatal
Tahi
lalat yang terasa gatal adalah pertanda buruk. Selain gatal, tahi lalat yang
membesar, bersisik atau berdarah bisa menjadi gejala-gejala terjadinya kanker
kulit. Periksakan ke dokter kulit segera.
g.
Risiko bawaan
Orang
dengan kulit sangat pucat lebih berisiko terkena kanker kulit dibandingkan
orang dengan kulit berwarna. Waspadai bila ada anggota keluarga yang terkena
karsinoma, karena risiko terkena kanker kulit lebih besar.
- Akibat : Pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain.
- Cara Pencegahan :
a. Pemeriksaan
kulit secara sederhana untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda kanker kulit
dapat dilakukan sendiri dengan melakukan SSE (skin self examination) terutama
pada setiap kulit, tahi lalat jaringan parut atau bercak-bercak sejak lahir.
SSE disarankan dilakukan setiap bulan pada waktu yang sama misalnya setiap
tanggal satu setelah mandi sore. Bagi para wanita SSE dapat dlakukan bersamaan
waktunya dengan BSE ( breast self examination) pemeriksaan payudara sendiri
atau sadari.
b. Selain
tanda-tanda seperti pada SSE yang diamati, perlu juga mengamati tanda perubahan
tradisional seperti tumbuhnya kulit baru yang tidak wajar, luka yang tidak
sembuh-sembuh atau adanya bagian kulit tertentu yang sering mengalami iritasi.
Bila terdapat berbagai kondisi seperti disebutkan di atas maka disarankan
secepatnya memeriksakan diri pada dokter. Ada dan tidaknya kanker dapat
dipastikan dengan biopsy, untuk itu bila mencurigai adanya kanker kulit .
langkah pertama. Melakukan pemeriksaan diri secara cepat dapat mencegah
timbulnya penyakit ini.
c. Tidak
berlama-lama berada di bawah sinar matahari.
- Cara Pengobatan : Seperti kanker pada umumnya, kanker kulit bisa diobati dengan operasi pengangkatan sel-sel kanker dan dilanjutkan dengan kemoterapi.
6.
Jerawat
Jerawat
mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan dada. Jerawat dapat timbul
akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit yang kotor. Jerawat terjadi
karena pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah (Neutrofil
mati) yang meradang.
7.
Kutu
air
Kutu air adalah penyakit kulit akibat terinfeksi krustasea
kecil (zooplankton) penghuni air.
8.
Bisul
Bisul
(abses) yaitu pembengkakan pada jaringan kulit
berisi nanah (Neutrofil mati) yang disebabkan oleh infeksi.
Cara memelihara
kesehatan pada kulit
Kulit
merupakan bagian tubuh yang mudah dihinggapi jamur dan kotoran lain. Oleh
karena itu, jagalah selalu kebersihan kulitmu. Mandilah dua kali sehari, serta
cucilah kaki dan tangan sebelum tidur, makanlah makanan yang mengandung vitamin
E serta sayuran dan buah-buahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Telinga merupakan alat indera
yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu
mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat
pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia.
Indera Pengecap adalah lidah.
Lidah dapat membedakan rasa pahit pada bagian pangkal, asin dan asam pada
bagian samping tengah, manis pada bagian ujung. Indera pengecap bisa terganggu
saat menderita sariawan.
Kulit sebagai indera peraba.
Kulit terdiri atas, Kulit ari : bagian kulit yang tipis dan mudah terkelupas.
Pada bagian ini tak ada ujung syaraf, Kulit jangat : bagian yang tebal. Di sini
terdapat ujung syaraf, kelenjar lemak, pembuluh darah dan akar-akar rambut.
Kulit ujung jari dan bibir sangat peka terhadap rangsangan.
3.2 Saran
Makalah ini telah
penulis selesaikan dengan semaksimal mungkin dan juga berkat bantuan dari dosen
dan juga teman-teman,penulis tahu bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis meminta kritik dan
saran dari siapa saja yang nantinya membaca makalah ini untuk lebih dapat
disempurnakan dan juga dapat penulis jadikan pedoman untuk menulis makalah
selanjutnya. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.