KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur saya ucapkan kehadiran Allah yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan
penyusunan makalah kelompok ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, yang
berjudul “Bakat dalam Proses Belajar”.
Makalah ini
telah disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada, namun saya menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran demi
perbaikan dan penyempurnaan akan saya terima dengan senang hati.
Akhir kata
saya ucapkan terima kasih.
Padang, Maret 2014
Penyusun
Kelompok
IV
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................................................. 1
Daftar
Isi.......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang............................................................................................... 3
1.2
Perumusan
Masalah....................................................................................... 4
1.3
Tujuan............................................................................................................ 4
1.4
Manfaat
......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Bakat........................................................................................... 5
2.2
Jenis-Jenis
Bakat........................................................................................... 7
2.3
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan bakat............................. 8
2.4
Usaha guru
untuk mengenali dan mengembangkan bakat...........................
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan................................................................................................... 13
3.2
Saran............................................................................................................. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada
dasarnya masing-masing individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Belajar
ataupun bekerja pada bidang yang diminati, terlebih lagi didukung dengan bakat
serta talenta yang sesuai, akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam
mempelajari atau menjalaninya. Sayangnya sering kali remaja memilih suatu
jurusan atau bidang studi karena terbawa dan ikut teman-temannya,atau memilih
bidang yang lebih popular,tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami
bidang yang akan dipelajari, menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih
jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang biasa digelutinya sesuai
dengan latar belakang pendidikannya tersebut.
Mengembangkan
minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa
bekerja dibidang yang diminatinya dan sesuai minat dan bakat yang dimilikinya
sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja
secara optimal dengan penuh antusias.
Bakat
adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum
memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa
ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan
di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah dari Sang Maha Kuasa. Beberapa istilah kerap
dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude,
talent/talenta, intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan
sebagainya.
Pada
dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai
kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsure bakat bawaan dan
latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan
dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan
seseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung jawab. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu
bakat khusus, jika dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan
dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan
dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna. Bakat sangat kecil sekali
kemungkinannya untuk berubah. Baat itu adalah relatif tetap sepanjang waktu
tertentu. Karena bakat itu relatif stabil, maka bakat-bakat itu dapat digunakan
untuk membantu keberhasilan dalam bidang kependidikan dan karir.
Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa bakat mengungkap potensi untuk mempelajari
suatu aktifitas tertentu, bakat relatif berbeda, bakat relatif konstan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka makalah ini mempunyai rumusan masalah antara lain :
1.
Apa pengertian Bakat?
2.
Apa saja jenis-jenis
bakat?
3.
Apa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan bakat pada anak?
4.
Apa usaha guru untuk
mengenali dan mengembangkan bakat pada anak?
1.3 Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini antara lain:
- Untuk mengetahui pengertian bakat.
- Untuk mengetahui jenis-jenis bakat.
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak.
- Untuk mengetahui usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak.
1.4 Manfaat
Manfaat
yang didapat dari makalah ini adalah:
1.
Mahasiswa dapat
menambah pengetahuan tentang pengertian bakat.
2.
Mahasiswa dapat
mengetahui jenis-jenis bakat.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat pada anak.
4. Mahasiswa
dapat mengetahui usaha guru untuk mengenali dan mengembangkan bakat pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
BAKAT DALAM
PROSES BELAJAR
2.1
Pengertian
Bakat
2.1.1 Pengertian
Bakat Menurut Para Ahli
Ada beberapa defenisi bakat yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:
a. Bingham
(1986) menjelaskan bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik
atau kemampuan seseorang yang dengan suatu latihan khusus memungkinkannya
mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya
kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik dan lain-lain.
b. Stamboel
Muanandir dan Munandar (1987:2). Mendefinisikan, bakat adalah kemampuan alamiah
untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan, yang relative bisa bersifat
umum.
c. Munandir
((2001:15-16) mengatakan, bahwa bakat sering dikatakan merupakan kemampuan yang
dibawa sejak lahir, dengan kata lain bersifat keturunan. Pandangan ini sering
kita dengar secara umum sebagaimana para ahli dan orang awam.
d. Suzuki
(1993:1-2) mempunyai pandangan yang menarik tentang bakat. Ia beranggapan kata
sejak lahir digunakan secara ceroboh di dalam pernyataan sejak lahir ketika
kita mengatakan anak mempunyai bakat sejak lahir sebenarnya telah berusia lima
atau enam tahun. Ketika kita melihat bayi yang baru lahir tentu kita tidak akan
pernah bisa memastikan apakah bayi tersebut nantinya jadi pemain bola yang
baik, pemain musik ataukah menjadi seorang sastrawan.
e. Crow ,
berpendapat bahwa bakat merupakan kualitas yang dimiliki oleh semua orang
dalam tingkat yang beragam.
f. Guilford (1959) mengemukakan bahwa bakat
(aptitude) mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu: Dimensi perseptual, dimensi
psikomotor, dimensi intelektual.
1.
Dimensi perseptual
Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan
persepsi, yaitu faktor-faktor yang antara lain berupa: kepekaan indera,
perhatian, orientasi ruang, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi, kecepatan
persepsi dan lain sebagainya.
2.
Dimensi psikomotor
Dimensi
psikomotor mencakup 6 faktor, yaitu: faktor kekuatan, faktor impuls, faktor
kecepatan gerak, faktor ketelitian, faktor koordinasi dan faktor keluwesan
(flexibility).
3.
Dimensi intelektual
Dari ketiga
dimensi, dimensi inilah yang mempunyai implikasi yang sangat luas. Dimensi ini
meliputi lima faktor yaitu:
a.
Faktor ingatan, yang mencakup:
Faktor ingatan mengenai substansi, faktor ingatan mengenai relasi, faktor
ingatan mengenai sistem.
b.
Faktor pengenalan, yang mencakup:
pengenalan terhadap keseluruhan infomasi, golongan (kelas), hubungan-hubungan,
bentuk atau strktur, dan kesimpulan.
c.
Faktor Evaluatif, yang mencakup:
Evaluasi mengenai identitas, relasi-relasi, sistem dan evaluasi terhadap
penting tidaknya problem ( kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
d.
Faktor berfikir divergen, yang
meliputi: faktor untuk menghasilkan unit-unit, faktor untuk pengalihan
kelas-kelas secara spontan, faktor kelancaran dalam menghasilkan
hubungan-hubungan, faktor untuk menghasilkan sistem, fakto untuk transformasi
divergen, faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau
kerangka.
g. Woodworth
dan Marquis (1957) mengemukakan: Bakat merupakan salah satu dari kemampuan
manusia. Dijelaskan di mana kemampuan-kemampuan manusia itu mencakup
achievement, capacity dan optitude.
Selanjutnya
dijelaskan bahwa achievement adalah actual ability yang dapat diukur dengan
test tertentu. Capasity merupakan ability yang tidak dapat diukur secara
langsung. Sedangkan aptitude adalah kualitas psikis yang hanya dapat
diungkapkan dengan test.
h. William
B. Micheel (1960) mengemukakan: Bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.
2.1.2
Bakat secara Umum
Bakat
adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan
potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir yang dengan
latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan
khusus. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan
pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
2.2
Jenis-Jenis
Bakat
1. Bakat
umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.
2. Bakat
khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua
orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
Selain
itu bakat khusus yang lain, yaitu :
a. Bakat
Verbal
Bakat
tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata.
b. Bakat
Numerikal
Bakat
tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
c. Bakat
Skolastik
Kombinasi
kata – kata (logika) dan angka – angka. Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan
konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Ini
merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton,
Einstein, dsb.)
d. Bakat
Abstrak
Bakat
yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola, rancangan, diagram, ukuran
– ukuran, bentuk – bentuk dan posisi-posisinya.
e. Bakat
mekanik
Bakat
tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas dan alat – alat
lainnya.
f. Bakat
Relasi Ruang (spasial)
Bakat
untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi atau berfikir dalam 3 dimensi.
Mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan
sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas,
serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi. Ini
merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur
mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso,
Ansel Adams, dsb.)
g. Bakat
kecepatan ketelitian klerikal
Bakat
tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan lain –
lainnya.
h. Bakat
bahasa (linguistik)
Bakat
tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra) misalnya untuk jurnalistik,
stenografi, penyiaran, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.
2.3
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat
Bakat
umum biasanya merupakan kemampuan intelegensi seseorang. Sejauh ini masih
terdapat kontroversi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bakat umum
seseorang apakah karena faktor bawaan (genetik) atau faktor lingkungan.
Arthur
Jansen (1969) memunculkan perdebatan atas pendapatnya bahwa intelegensi
merupakan warisan genetik, sedangkan lingkungan dan budaya hanya berperan kecil
dalam perkembangan intelegensi tersebut. Menurutnya, terdapat perbedaan
intelegensi yang signifikan pada kelas sosial,ras dan bangsa yang berbeda.
Pendapatnya ini memunculkan pro dan kontra dan ia pun dicap sebagai orang yang
rasis.
Dewasa
ini, para peneliti menyatakan bahwa faktor lingkungan juga berperan besar dalam
menentukan tingkat intelegensi seseorang.
Plomin
(1989) berpendapat bahwa intelegensi ditentukan oleh 50% genetik dan 50%
lingkungan. Hal ini berarti bahwa keadaan lingkungan dapat memengaruhi tingkat
intelegensi seseorang yang menentukan peningkatan prestasi sekolah dan
perolehan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja.
Namun
demikian , pengaruh lingkungan sangatlah
rumit. Tidak ada jaminan bahwa anak dengan berbagai kehidupan seperti kemudahan
sarana , prasarana yang lengkap dan bimbingan belajar yang baik akan sukses
nantinya . mereka seringkali menanggapinya sebagai hal yang wajar sehingga mereka
tidak dapat berusaha untuk mengembangkan motivasinya demi mencapai sesuatu.
Bakat
khusus dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dikelompokkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor
internal meliputi:
a.
Minat
b.
Motif berprestasi
c.
Keberanian mengambil
resiko
d.
Keuletan dalam
menghadapi tantangan
e.
Daya juang dalam mengatasi
kesulitan yang timbul.
Faktor
eksternal meliputi :
a.
Kesempatan yang
maksimal untuk mengembangkan diri
b.
Sarana dan prasarana
c.
Dukungan dan dorongan
orang tua/keluarga
d.
Lingkungan tempat
tinggal
e.
Pola asuh orang tua
2.4
Usaha
Guru untuk Mengenali dan Mengembangkan Bakat
Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain:
a. Menciptakan
lingkungan yang merangsang kreativitas
Mengembangkan
rasa ingin tahu peserta didik dengan mengenalkannya pada berbagai hal atau
kegiatan, misalnya dengan melakukan eksperimen sederhana, membuat kreasi, atau
mengunjungi museum.
b. Melibatkan
anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming)
Meminta
peserta didik untuk melontarkan beragam
ide dalam kelompok, dan kemudian membahas ide-ide yang dilontarkan. Semakin
banyak ide yang dihasilkan, semakin besar kemungkinkan munculnya ide-ide yang
unik.
c. Memberikan
kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
Memberikan
peserta didik kebebasan untuk melakukan eksplorasi, menemukan hal-hal baru, dan
sesekali membuat kesalahan sehingga ia dapat belajar menelaah berbagai sudut
pandang untuk memecahkan persoalan.
d.
Memunculkan motivasi
internal
Menghargai
setiap ide maupun karya yang dihasilkan peserta didk secara proporsional.
Menghindari memberi kritik yang dapat menimbulkan kekecewaan pada peserta
didik. Menghindari juga memberi pujian secara berlebihan. Hendaknya, tidak
selalu menghadapkan peserta didik pada situasi yang kompetitif.
e.
Mengembangkan cara
berpikir yang fleksibel dan playfull
Melatih
peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi persoalan.
f.
Mengenalkan anak dengan
orang-orang yang kreatif
Mengenalkan
peserta didik pada seseorang yang memiliki suatu karya dan diskusikan mengenai
kemampuannya. Pendidik juga dapat
merancang suatu kegiatan di sekolah, misalnya dengan mengundang ahli dalam
bidang tertentu untuk berbagi pengalaman.
g. Untuk
mengembangkan bakat dan minat peserta didik, diperlukan beberapa faktor berikut
:
1. Stimulasi
Faktor
stimulan bakat dan minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang utama
ialah kesadaran akan potensi diri, belajar dan terus belajar, konsentrasi dan
fokus dengan kemampuan atau kelebihan diri kita. Jangan selalu melihat kepada
kelemahan, karena waktu kita akan terbuang, sehingga bakat pun ikut terpendam
dan minat jadi berkurang.
2. Berusaha
untuk Kreatif
Berusaha
kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja, kapan saja,dan dari siapa
saja. Kreativitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan pemahaman
bakat, menumbuh kembangkan minat, sehingga kita dapat mengembangkannya agar
bermanfaat untuk hidup kita.
3. Pelihara
Kejujuran dan Ketulusan.
Kita
harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati.
Ketulusan menyukuri bakat dapat menumbuhkan minat meskipun perlu proses dan
waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan
dengan meningkatkan kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis, bakat
yang bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada orang lain. Ketika
bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan berkembang lebih
pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang kerinduan untuk melakukannya
kembali, seperti energi yang mensuplai kebutuhan.
Selain
paparan diatas ada hal yang tidak bisa dipisahkan dalam mengoptimalkan bakat,
yaitu Otak. Ada tiga tingkatan otak, yaitu otak reptile, otak mamalia dan otak
neo cortex. Otak reptil berfungsi sebagai pusat kendali, sistem saraf otonomi
dan untuk mengatur fungsi utama tubuh seperti pernapasan dan denyut jantung.
Selain itu, otak reptil berfungsi mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya
atau ancaman dengan cara lari atau melawan. Dari otak reptil berkembang menjadi
otak mamalia. Otak ini berperan dalam mengatur kebutuhan strata social, rasa
memiliki atau memberikan emosi pada suatu kejadian, mengendalikan sistem
kekebalan tubuh, hormon dan memori jangka panjang. Jika dihubungkan dengan
memori jangka panjang maka otak ini sangat berpengaruh dalam pembelajaran.
Dalam otak mamalia terdapat sistem limbic yang berfungsi sebagai saklar yang
menentukan otak mana yang lebih aktif, apakah otak reptil atau otak neo cortex.
Jika otak reptil yang lebih aktif maka seseorang akan cenderung bersifat marah,
takut, tegang, dan stress. Jika otak neo cortex yang lebih aktif maka seseorang
cenderung bahagia, tenang, dan rilex. Otak neo cortex memiliki fungsi untuk
mengendalikan penglihatan, pendengaran, kreasi, berpikir, berbicara, dan semua
hal yang berkaitan dengan kemampuan yang lebih tinggi atau intelegensi,
mengendalikan nafsu dan emosi. Otak neo cortex menutupi otak reptil dan otak
mamalia. Otak reptil disebut juga dengan otak yang berfikir.
Struktur
otak berhubungan dengan keberbakatan. Keberbakatan adalah kemampuan individu
yang perlu dikembangkan dan diperhatikan yang terkait dengan struktur otak.
Secara genetik struktur otak sudah terbentuk sejak lahir tapi berfungsinya otak
ditentukan oleh cara seseorang dalam beriteraksi dengan lingkungannya. Nah
disinilah bakat bisa dikembangkan dalam pembelajaran. Jadi, guru harus
memperhatikan dan perduli pada peserta didiknya yang sejatinya memiliki bakat
masing-masing. Anak yang berbakat akan terlihat lebih menonjol dan anak
tersebut cenderung lebih kreatif. Keberbakatan anak dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya yang paling menonjol adalah gen dan lingkungan. Gen
mempengaruhi sebanyak 60% dan sisanya adalah lingkungan. Anak dapat
mengoptimalkan bakat yang dimilikinya (gen) jika berada dalam lingkungan yang
tepat/mendukung. Ada gen tapi lingkungan tidak mendukung, tidak akan bisa. Dan
pada hakikatnya semua anak itu berbakat, hanya saja bakatnya berbeda-beda.
Untuk itu tugas guru sekarang adalah bagaimana caranya menciptakan
kondisi/lingkungan belajar yang dapat mendukung siswa dalam mengoptimalkan
bakatnya. Salah satu caranya adalah dengan cara memahami bagian-bagian otak
serta aktivasinya karena berkaitan dengan keberbakatan para siswa, sehingga
nantinya guru dapat membuat rencana-rencana pembelajaran yang dapat
mengembangkan, mengaktifkan dan mengoptimalkan bakat siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ü Bakat
adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek
dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan
potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir yang dengan
latihan-latihan tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan
keterampilan khusus.
ü Jenis-Jenis
Bakat
a. Bakat
umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, artinya
setiap orang memiliki.
b. Bakat
khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak semua
orang memiliki misalnya bakat seni, pemimpin, penceramah, olahraga.
ü Bakat
umum biasanya merupakan kemampuan intelegensi seseorang. Sejauh ini masih
terdapat kontroversi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bakat umum
seseorang apakah karena faktor bawaan (genetik) atau faktor lingkungan.
ü Bakat
khusus dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dikelompokkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal.
Faktor
internal meliputi:
a. Minat
b. Motif
berprestasi
c. Keberanian
mengambil resiko
d. Keuletan
dalam menghadapi tantangan
e. Daya
juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.
Faktor
eksternal meliputi :
a. Kesempatan
yang maksimal untuk mengembangkan diri
b.
Sarana dan prasarana
c. Dukungan
dan dorongan orang tua/keluarga
d.
Lingkungan tempat
tinggal
e.
Pola asuh orang tua
ü Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat antara lain:
a. Menciptakan
lingkungan yang merangsang kreativitas
b. Melibatkan
anak dalam kegiatan curah ide (brainstorming)
c. Memberikan
kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba
d. Memunculkan
motivasi internal
e. Mengembangkan
cara berpikir yang fleksibel dan playfull
f. Melatih
peserta didik untuk menelaah berbagai sudut pandang dalam menghadapi persoalan.
g. Mengenalkan
anak dengan orang-orang yang kreatif
3.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis
banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, Utami. Mengembangkan
Bakat Dan Kreatifitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Sunyabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Analisis tes psikologis. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Sobur, Alex. 2003. Psikologi umum.
Bandung: Pustaka Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.