SUHU
DAN KALOR
Suhu
Konsep suhu (temperatur) berasal dari ide
kualitatif tentang “panas” dan “dingin” yang didasarkan atas indera perasa.
Suatu benda yang rasanya panas pada umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi
daripada benda yang dingin. Jadi, suhu
merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau dinginnya
suatu benda. Air yang suhunya lebih tinggi adalah air yang terasa lebih
panas. Akan tetapi, karena hanya dengan perasaan, kalian tidak dapat menentukan
suhu benda dengan tepat.
Oleh
karena itu, untuk mengukur suhu secara tepat diperlukan alat ukur suhu yang
dinamakan termometer. Untuk mengukur suhu benda, sentuhkan termometer pada
benda yang akan diukur suhunya.
B. Jenis-jenis Termometer
Termometer dibuat berdasarkan sifat termometrik
bahan, yaitu kepekaan bahan terhadap perubahan suhu atau perubahan besaran
fisika akibat perubahan suhu. Beberapa contoh perubahan besaran fisika yang
dapat digunakan untuk membuat termometer adalah pemuaian zat cair dalam pipa
kapiler, perubahan hambatan listrik kawat platina, pemuaian keping bimetal, dan
perubahan tekanan gas pada volume tetap.
1.
Termometer
Zat Cair
Termometer zat
cair yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah termometer
yang bahan pengisinya zat cair, misalnya raksa. Pada umumnya zat cair memiliki
pemuaian yang tidak teratur. Misalnya, air apabila dipanaskan dari suhu 0oC
– 4oC volumenya justru menyusut. Akan tetapi, raksa memiliki
pemuaian yang teratur.
Termometer Raksa
Termometer raksa
adalah termometer yang bahan pengisinya adalah raksa. Sebagai contoh termometer
raksa adalah termometer skala Celsius. Gambar 4.1 menunjukkan termometer raksa
yang digunakan di laboratorium. Bagaimanakah prinsip kerja termometer ini?
Raksa dalam termometer akan memuai apabila dipanaskan. Pemuaian ini menyebabkan
raksa mengisi pipa kapiler dan menunjuk pada skala tertentu. Nah, skala yang
ditunjukkan oleh termometer ini menunjukkan suhu benda yang diukur.
cannoninstrument.com
Gambar 4.1 Termometer
raksa.
Beberapa keuntungan
apabila raksa digunakan sebagai bahan pengisi termometer adalah :
·
raksa mengkilap dan tidak membasahi dinding kaca;
·
raksa merupakan penghantar yang baik sehingga
suhunya mudah menyesuaikan dengan suhu benda yang diukur;
·
pemuaiannya teratur;
·
memiliki titik didih yang tinggi (357oC)
sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu tinggi; dan
·
kalor jenisnya kecil sehingga dengan perubahan
panas sedikit saja sudah cukup untuk mengubah suhu.
Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan
pengisi termometer adalah :
·
mahal,
·
memiliki titik beku rendah (–39oC)
sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah, dan
·
beracun, sehingga apabila termometer pecah dapat
menyebabkan keracunan.
Termometer Alkohol
Alkohol juga dapat
digunakan sebagai bahan pengisi termometer. Beberapa keuntungan apabila alkohol
digunakan sebagai bahan pengisi termometer adalah
·
jika dibandingkan dengan raksa, alkohol lebih
murah;
·
pemuaiannya teratur; dan
·
titik beku alkohol sangat rendah (–115oC)
sehingga termometer alkohol dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah.
Adapun kerugian menggunakan raksa sebagai bahan pengisi termometer adalah
·
membasahi dinding;
·
titik didih alkohol sangat rendah (–78oC)
sehingga pemakaiannya menjadi terbatas; dan
·
kalor
jenisnya besar sehingga perlu perubahan panas yang besar untuk mengubah suhu.
Mengapa air tidak dapat digunakan
sebagai bahan pengisi termometer? Ada
beberapa alasan sehingga air tidak dapat digunakan sebagai bahan pengisi
termometer:
·
air membasahi dinding;
·
pada kondisi normal air membeku pada suhu 0oC
dan mendidih pada suhu 100oC sehingga jangkauan pengukurannya
menjadi sangat terbatas; dan
·
air dipanaskan dari suhu 0oC – 4oC
volumenya justru menyusut.
Ada beberapa termometer zat cair yang dapat
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, kita hanya akan membahas
tiga termometer saja, yaitu: termometer klinis, termometer dinding, dan
termometer maksimum minimum Six.
Termometer Klinis
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Oleh karena itu,
termometer ini sering disebut termometer suhu badan. Bagian-bagian dari
termometer klinis adalah tabung raksa, bagian yang menyempit, dan pipa kapiler
(Gambar 4.2). Zat cair yang digunakan untuk bahan pengisi termometer ini adalah
raksa. Skala termometer klinis memiliki jangkauan di atas dan di bawah suhu
rata-rata tubuh manusia, yaitu 37oC. Suhu terendah tubuh manusia
tidak pernah kurang dari 35oC dan tidak pernah lebih dari 42oC
sehingga skala termometer klinis terletak antara 35oC dan 42oC.
zeal.co.uk
Gambar 4.2 Termometer klinis.
Termometer
yang telah dibicarakan di atas merupakan termometer klinis analog. Dalam
termometer analog, hasil pengukuran suhu dapat dibaca pada angka yang tertera
pada termometer. Di samping termometer analog, sekarang sudah ada
termometer klinis digital (Gambar 4.3). Dalam bentuk digital, hasil pengukuran
langsung ditampilkan dalam bentuk angka.
nb-sensor.com
Gambar 4.3
Termometer klinis digital.
Untuk
mengukur suhu badan, termometer klinis ditempatkan di bawah lidah atau dijepit
pada ketiak. Setelah beberapa saat, termometer diambil dan raksa dalam tabung
menjadi dingin dan menyusut. Dengan adanya bagian yang menyempit, raksa di
dalam pipa kapiler tidak dapat memasuki tabung dan tetap menunjukkan skala
tertentu, misalnya 37oC.
Termometer Dinding
Termometer dinding digunakan untuk mengukur suhu ruang. Sesuai dengan
namanya, termometer ini dipasang pada dinding ruangan. Skala termometer ini
memiliki jangkauan suhu yang dapat terjadi dalam ruang, misalnya –50oC
sampai 50oC (Gambar 4.4).
rossbrownsales.com
Gambar 4.4 Termometer dinding.
Termometer Maksimum-Minimum Six
Termometer
maksimum-minimum Six digunakan untuk
mengukur suhu dalam rumah kaca, yaitu bangunan yang digunakan untuk menanam
tumbuh-tumbuhan sebagai bahan penelitian. Pada umumnya suhu maksimum terjadi
pada siang hari dan suhu minimum terjadi pada malam hari.
seton.co.uk
Gambar 4.5
Termometer maksimum-minimum Six.
Pada saat mengukur
suhu dengan menggunakan termometer, kalian harus memperhatikan beberapa hal
berikut ini.
¨ Ketika menggunakan termometer, suhu awal
tidak perlu diatur terlebih dahulu. Misalnya, suhu awal tidak perlu dibuat 0oC
terlebih dahulu.
¨ Ketika mengukur suhu zat cair, ujung bawah
termometer harus diletakkan di tengah-tengah cairan. Ujung bawah termometer ini
tidak boleh menyentuh dasar atau dinding bejana. Ketika termometer diangkat
dari cairan, suhu termometer akan segera berubah menyesuaikan dengan suhu
udara. Oleh karena itu, pembacaan termometer dilakukan ketika termometer masih
berada di dalam cairan.
¨ Untuk mengukur suhu tinggi, pastikan kalian
menggunakan termometer yang dirancang untuk mengukur suhu tinggi.
¨ Pada saat mengukur suhu, tangan tidak boleh
bersentuhan langsung dengan termometer. Untuk mengatasi masalah ini, termometer
dapat dijepit dengan statif atau digantung dengan benang melalui lubang yang
ada pada ujung atas termometer.
¨
Termometer tidak boleh digunakan untuk mengaduk cairan.
¨ Dalam membaca
skala termometer, posisi mata harus berada pada garis yang tegak lurus terhadap
posisi skala termometer. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kesalahan paralaks.
- Termometer Lain
a. Termometer Bimetal
Termometer bimetal
dibuat dari dua lempeng logam yang berbeda jenisnya. Kedua logam ini direkatkan
satu sama lain (Gambar 4.6a). Apabila lempeng bimatel dipanaskan, bimetal akan
melengkung ke arah salah satu logam. Jadi, lempeng bimetal akan melengkung
apabila suhunya berubah. Lempeng bimetal pada umumnya dibuat bentuk spiral yang
salah satu ujungnya dihubungkan dengan jarum penunjuk (Gambar 4.6b). Akibat
perubahan suhu, jarum penunjuk akan bergerak dan menunjukkan angka tertentu.
goalfinder.com oldhouseweb.com
(a) (b)
Gambar 4.6 (a) Lempeng bimetal
akan melengkung apabila dipanaskan. (b) Lempeng bimetal dapat digunakan sebagai
termometer.
b. Termometer Hambatan
Prinsip termometer hambatan (Gambar 4.7) adalah
memanfaatkan perubahan hambatan logam (platina) akibat perubahan suhu. Platina dililitkan pada mika dan
dimasukkan ke dalam gelas silika atau tabung perak yang tahan panas.
Ujung-ujung kawat platina dihubungkan dengan alat ukur hambatan, misalnya
jembatan Wheatstone, yang diletakkan di
luar tabung. Prinsip jembatan Wheatstone akan kalian pelajari di SMA.
Termometer hambatan memiliki
ketelitian yang tinggi. Ketelitian pengukuran dapat mencapai 0,0001oC.
Jangkauan pengukuran sangat lebar, yaitu –250oC sampai dengan 1760oC.
Termometer hambatan sering digunakan untuk mengukur suhu mesin mobil.
cannoninstrument.com
Gambar 4.7 Termometer hambatan.
c. Termometer Gas
Prinsip
termometer gas adalah pada volume tetap tekanan gas akan bertambah seiring
dengan perubahan suhu. Secara sederhana bentuk termometer gas seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.8. Termometer gas dapat mengukur suhu yang lebih
teliti daripada termometer zat cair. Termometer gas mampu mengukur suhu tinggi
hingga 1500oC. Termometer gas helium pada tekanan rendah mampu
mengukur suhu hingga –250oC.
uvm.edu
Gambar 4.8 Termometer gas.
d. Pyrometer Optik
Bagaimanakah
cara mengukur suhu bara api? Apabila digunakan termometer zat cair, pasti
termometernya pecah. Untuk mengukur suhu yang sangat tinggi, misalnya suhu
tungku peleburan baja, digunakan pyrometer optik (Gambar 4.9). Alat ini
mengukur intensitas radiasi yang dihasilkan oleh bahan yang berpendar. Berbeda
dengan penggunaan termometer zat cair, pyrometer optik tidak menyentuh benda
yang diukur suhunya. Dengan demikian, pyrometer optik dapat mengukur suhu benda
yang sangat tinggi.
img.directindustry.com
Gambar 4.9 Pyrometer
optik.
C. Skala Termometer
Untuk menentukan
skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap: titik lebur es sebagai
titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. Seorang
astronom Swedia, Anders Celsius (1701-1744), adalah orang yang pertama kali
menetapkan skala suhu berdasarkan titik lebur es dan titik didih air. Sesuai
dengan penemunya, termometer yang ditemukan oleh Anders Celsius dinamakan
termometer skala Celsius.
1.
Termometer
Skala Celsius
Termometer
adalah alat untuk mengukur suhu. Untuk mengetahui suhu benda yang diukur,
termometer perlu diberi skala. Proses memberi skala pada termometer dinamakan
kalibrasi. Cara mengkalibrasi
termometer dengan langkah-langkah sebagai berikut.
- Menentukan Titik Tetap Bawah
Untuk termometer
skala Celsius, titik tetap bawah ditulis 0oC.
- Menentukan Titik Tetap Atas
Untuk termometer
skala Celsius, titik tetap atas ditulis 100oC.
- Membuat Pembagian Skala
Setelah titik
tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan, selanjutnya jarak antara kedua
titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Pada termometer skala
Celsius, kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian yang sama. Jadi,
setiap bagian skala menunjukkan suhu 1oC.
Pembagian skala
ini dapat diperluas dengan memberi angka-angka tambahan, baik di bawah titik
tetap bawah maupun di atas titik tetap atas. Angka-angka di bawah titik tetap
bawah diberi angka negatif, sedangkan angka-angka di atas titik tetap atas
diberi angka lebih dari 100oC.
tre.ngfl.gov.uk
Gambar
4.11 Termometer skala Celsius.
- Termometer Skala Kelvin
Para ilmuwan lebih suka menggunakan termometer
skala Kelvin. Oleh karena itu, dalam SI (Sistem Internasional) satuan suhu
adalah kelvin (K).
Ilmuwan yang pertama kali mengusulkan pengukuran
suhu berdasarkan suhu nol mutlak adalah Lord Kelvin (1824-1907), fisikawan
berkebangsaan Inggris. Sesuai dengan nama penemunya, skala suhu yang digunakan
dinamakan skala Kelvin. Penulisan suhu Kelvin tanpa menggunakan simbol derajat
(o), tetapi cukup ditulis dengan K. Suhu paling rendah yang dapat
dimiliki benda adalah –273oC. Dalam skala Kelvin, suhu –273oC
sama dengan 0 K (nol mutlak). Perlu diketahui, suhu skala Kelvin tidak mengenal
suhu negatif. Gambar 4.12 menunjukkan perbandingan skala Celsius dan skala
Kelvin.
internet4classrooms.com
3.
Termometer
Skala Fahrenheit
Dalam termometer
skala Fahrenheit, yang biasa digunakan di Amerika Serikat, suhu titik lebur es
32oF dan suhu titik didih air 212oF. Jadi, antara titik
lebur es dan titik didih air dibagi menjadi 180 bagian yang sama.
Satuan suhu
Celsius
|
Reamur
|
Fahrenheit
|
Kelvin
|
|
Titik didih
|
100
|
80
|
212
|
373
|
Titik beku
|
0
|
0
|
32
|
273
|
Selisih kedua titik
|
100
|
80
|
180
|
100
|
perbandingan
|
5
|
4
|
9
|
5
|
Kalor
Perpindahan energi yang hanya terjadi karena perbedaan suhu disebut aliran
kalor atau perpindahan kalor. Pada peristiwa ini energi yang dipindahkan berupa
panas. Jadi, kesimpulannya, kalor adalah
energi yang berpindah dari satu benda ke benda lain karena adanya perbedaan
suhu. Kalor akan berhenti berpindah apabila suhu kedua benda itu sama.
Pengaruh Kalor Pada Zat
Ketika kalor diberikan pada sejumlah es
batu (wujud padat), suhu es naik sampai mencapai titik leburnya (kira-kira 0oC).
Ketika es melebur menjadi air, suhu
tetap 0oC sampai seluruh es melebur. Apabila kalor telur diberikan,
suhu air terus meningkat sampai mencapai titik didih 100oC. Disimpulkan bahwa pemberian kalor pada zat dapat menyebabkan perubahan suhu
zat dan perubahan wujud zat.
Satuan Kalor
Satuan kalor adalah kalori.
Satuan ini didefinisikan berdasarkan perubahan suhu pada zat. Satu kalori (1
kal) didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
satu gram air dari 14,5oC menjadi 15,5oC. Satuan lain
yang sering digunakan adalah kilokalori (kkal), dengan 1 kkal = 1.000 kal. Dengan mengingat kalor adalah energi yang
berpindah, maka ada hubungan antara satuan kalor dan satuan energi. Berdasarkan
percobaan, diperoleh 1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori. Perlu
diketahui, satuan kalor dalam sistem SI adalah joule (J).
Hubungan antara Kalor dan Perubahan Suhu
Secara alamiah
kalor selalu mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah. Perpindahan kalor sering diikuti oleh kenaikan suhu
benda. Apabila terjadi kenaikan suhu, jumlah kalor yang diterima oleh benda selalu sebanding dengan kenaikan suhu benda itu.
Semakin lama waktu pemanasan kenaikan suhu
air semakin besar. Pemanasan yang semakin lama menunjukkan bahwa jumlah kalor
yang diterima zat (air) juga semakin besar. Jadi, jumlah kalor yang diterima
zat sebanding dengan perubahan suhunya. Artinya, apabila kalor yang diterima
semakin besar perubahan suhunya juga semakin besar.
Hubungan antara Kalor dan
Massa Zat
Air sebanyak 50 mL membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai suhu
40oC. Artinya, air sebanyak 100 mL membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mencapai suhu 40oC. Pemanasan yang semakin lama menunjukkan
jumlah kalor yang diterima air juga semakin banyak. Sebaliknya, pemanasan yang
lebih singkat menunjukkan jumlah kalor yang diterima juga semakin sedikit.
Jadi, jumlah kalor sebanding dengan massa benda. Semakin besar massa benda,
semakin besar pula jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
benda itu. Semakin kecil massa benda, semakin kecil
pula jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda itu.
Hubungan antara Kalor dan Jenis Zat
Waktu yang
dibutuhkan berbagai jenis zat untuk menaikkan suhu yang sama ternyata
berbeda-beda. Apabila air 20 mL dan minyak goreng 20 mL yang mula-mula bersuhu
25oC dipanaskan dengan alat pemanas yang sama, minyak goreng akan
lebih cepat mencapai suhu 40oC daripada air.
Ternyata air membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai suhu 40oC. Artinya, untuk mencapai suhu 40oC
air membutuhkan kalor lebih banyak daripada minyak goreng. Dengan demikian,
jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat bergantung pada jenis
zat. Perbedaan jumlah kalor ini disebabkan oleh sifat khas yang dimiliki oleh
air dan minyak goreng. Dalam fisika, sifat khas ini dinamakan kalor jenis
dengan simbol c. Jadi, air dan minyak
goreng memiliki kalor jenis yang berbeda.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menaikkan suhu suatu zat
bergantung pada tiga faktor, yaitu:
- perubahan suhu,
- massa zat, dan
- kalor jenis.
Uraian di atas juga menunjukkan
bahwa jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
sebanding dengan massa benda (m) dan
sebanding dengan kenaikan suhu (Dt).
Sehingga
secara matematis dapat dirumuskan :
dengan ketentuan:
- = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- = Massa zat (Gram, Kilogram)
- = Kalor jenis (Joule/kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
- = Perubahan suhu (°C) → (t2 - t1)
Kalor Jenis
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang
digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. Persamaan kalor jenis :
Air adalah zat yang kalor jenisnya paling tinggi. Artinya, jika
dibandingkan dengan zat lain untuk massa
dan kenaikan suhu yang sama, air mampu mengambil kalor yang lebih besar apabila
air bersentuhan dengan benda yang suhunya lebih tinggi. Jadi, air merupakan
bahan yang baik sekali untuk menyimpan energi panas. Air juga merupakan
pendingin yang baik. Itulah sebabnya air dipilih sebagai bahan pendingin
radiator mesin mobil. Pada siang hari ketika terik matahari, air dalam danau
masih terasa dingin meskipun udara di sekitarnya terasa panas. Hal ini karena
kalor jenis air lebih tinggi daripada udara di sekelilingnya, sehingga udara
lebih cepat naik suhunya daripada air.
Contoh Soal
Berapakah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya 2 kg dari 30oC
menjadi 90oC?
Penyelesaian
Berdasarkan Tabel 4.1
diketahui bahwa kalor jenis besi adalah 450 J/kg K. Seperti telah diuraikan
sebelumnya, perubahan suhu skala Celsius sama dengan perubahan suhu skala
Kelvin. Jadi, Dengan menggunakan
Persamaan (4-5), diperoleh
Contoh Soal
Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 25oC diberi
kalor sebanyak 10.500 J. Apabila kalor jenis air 4.200 J/kg K, berapakah suhu
akhir air?
Penyelesaian
Massa air m = 0,5 kg
Suhu awal t1 = 25oC
Jumlah kalor Q
= 10.500 J
Kalor jenis air c =
4.200 J/kg K
Dengan menggunakan Persamaan
(4-5), diperoleh
Akan tetapi, atau
Jadi, suhu akhir air 30oC.
Kapasitas kalor
Kapasitas kalor
adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhunya 1°C.
Rumus kapasitas kalor:
dengan syarat:
- = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
- = Kapasitas kalor (Joule/°C)
- = Massa zat (Gram, Kilogram)
- = Kalor jenis (Joule/kilogram°C, Joule/gram°C, Kalori/gram°C)
- = Perubahan suhu (°C) → (t2
- t1)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis :
- Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
- Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
E. Perubahan Wujud
Kalor dapat
mengubah wujud zat. Kalian tentu masih ingat bahwa zat dapat berwujud padat,
cair atau gas. Perubahan wujud zat bergantung pada jumlah kalor yang diterima
atau jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersangkutan.
ü Zat
padat dapat berubah wujud menjadi zat cair apabila zat itu menerima kalor.
ü Zat
cair dapat berubah wujud menjadi gas apabila zat itu menerima kalor.
ü Gas dapat berubah wujud menjadi zat
cair apabila melepaskan kalor.
ü Zat
cair dapat berubah wujud menjadi zat padat apabila melepaskan kalor.
ü Es (zat padat) berubah wujud
menjadi air (zat cair) apabila dipanaskan. Artinya, es menerima kalor.
ü Air
(zat cair) berubah wujud menjadi uap (gas) apabila dipanaskan. Artinya, air
menerima kalor.
ü Uap air akan berubah wujud menjadi
air apabila didinginkan. Artinya, uap air melepaskan kalor.
ü Air
(zat cair) akan berubah wujud menjadi es (zat padat) apabila didinginkan.
Artinya, air melepaskan kalor.
Perubahan
wujud dengan anak panah ke atas, misalnya mencair dan menguap, memerlukan
kalor. Sebaliknya, perubahan wujud dengan anak panah ke bawah, misalnya
mengembun dan membeku, memerlukan kalor.
Analisis
grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik
ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan
:
Pada
Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada
0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air
barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C
maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian
setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu
kembali (Q5)
Menguap
Apabila sejumlah
air dipanaskan terus-menerus, air akan menguap. Hal ini menunjukkan bahwa
menguap memerlukan kalor. Untuk menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat
memerlukan kalor, kalian dapat memanaskan air dalam bejana dengan menggunakan
pembakar spiritus. Setelah pembakar spiritus dinyalakan dan ditunggu beberapa
saat, kalian akan melihat uap muncul pada permukaan air.
Proses penguapan dapat dipercepat dengan
beberapa cara, yaitu: memanaskan, memperluas permukaan, mengalirkan udara pada
permukaan zat cair, dan mengurangi tekanan pada permukaan zat cair. Dapat disimpulkan bahwa penguapan zat cair dapat terjadi pada sembarang
suhu.
Mengembun
Mengembun adalah proses perubahan wujud dari gas
menjadi cair. Zat dapat mengembun apabila suhu turun, sedangkan suhu turun
terjadi apabila zat itu melepaskan kalor. Ada dua contoh peristiwa mengembun
dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kalian memasukkan pecahan-pecahan es ke
dalam gelas, sisi luar gelas mula-mula kering. Akan tetapi, beberapa saat
kemudian pada bagian sisi luar gelas terdapat bintik-bintik air. Ketika kalian
naik mobil pada saat cuaca cerah, kaca jendela mobil bagian dalam masih kering.
Akan tetapi, ketika hujan turun kaca mobil bagian dalam menjadi buram.
Ketika uap air melepaskan
kalor suhunya turun sehingga uap air berubah menjadi bintik-bintik air.
Mendidih
Mendidih adalah proses perubahan wujud dari zat
cair menjadi gas (uap). Mendidih terjadi pada seluruh bagian zat cair. Zat cair
dikatakan menguap apabila molekul-molekulnya sebagian meninggalkan permukaan
zat cair tersebut. Apabila suhu zat cair dinaikkan, penguapan dapat terjadi di
seluruh bagian zat cair. Molekul-molekul zat cair membentuk uap dalam bentuk
gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini dapat terjadi di seluruh
bagian zat cair.
Apabila
pemanasan dilanjutkan, gelembung-gelembung udara akan naik ke permukaan zat
cair dan akhirnya pecah. Apabila hal ini terjadi, zat cair dikatakan mendidih.
Jadi, zat cair dikatakan mendidih apabila gelembung-gelembung uap terjadi di
seluruh bagian zat cair dan meninggalkan zat cair. Pada saat mendidih suhu zat
cair tidak berubah, meskipun kalor diberikan terus-menerus.
Kenaikan suhu hanya terjadi ketika air
mulai dipanaskan sampai air mendidih. Setelah air mendidih, tidak terjadi
perubahan suhu. Ketika air sudah mendidih, kalor yang diberikan hanya digunakan
untuk mengubah wujud zat: dari zat cair menjadi uap. Suhu zat cair pada saat
mendidih dinamakan titik didih.
Kalor
uap merupakan salah satu sifat zat. Kalor uap adalah banyaknya kalor (dengan
satuan joule) yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat pada titik
didihnya. Satuan kalor uap adalah J/kg.
Untuk
menguapkan zat cair dengan massa
m pada titik didihnya diperlukan
kalor sebanyak
Q = mL, (4-6)
dengan L dinamakan kalor uap zat yang bersangkutan.
Contoh Soal
Hitunglah jumlah kalor yang
diperlukan untuk menguapkan 0,5 kg uap air pada suhu 100oC.
Penyelesaian
Massa uap air m = 0,5 kg
Berdasarkan Tabel 4.2 kalor uap air L
= 2.256.000 J/kg = 2.256 kJ/kg.
Dengan menggunakan Persamaan (4-5), diperoleh
Q = mL
= (0,5 kg)(2.256 kJ/kg) = 1128 kJ.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Titik Didih
Titik
didih zat cair dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: tekanan di atas permukaan
zat cair dan ketidakmurnian zat cair.
Setelah suhu melebihi 100oC
ikatan molekul-molekul air di seluruh bagian mulai renggang sehingga timbul
gelembung-gelembung uap air di seluruh bagian. Air telah mendidih.
Molekul-molekul air di permukaan juga telah menguap. Jadi, apabila tekanan di
atas permukaan zat cair lebih dari 1 atm maka titik didih zat cair lebih tinggi
daripada titik didih normal.
Pada proses melebur memerlukan kalor.
Selama proses melebur, meskipun kalor diberikan terus-menerus suhu zat tidak
berubah. Kalor yang diterima bukan digunakan untuk menaikkan suhu, tetapi
digunakan untuk mengubah wujud zat dari padat menjadi cair. Sebaliknya, pada proses membeku zat melepaskan kalor dan
selama proses membeku suhu zat tidak berubah.
Jumlah kalor (dengan
satuan joule) yang diperlukan untuk meleburkan 1 kg zat pada titik leburnya
dinamakan kalor lebur. Satuan kalor
lebur adalah J/kg. Jumlah kalor (dengan
satuan joule) yang dilepaskan untuk membekukan 1 kg zat pada titik bekunya
dinamakan kalor beku. Setiap zat yang jenisnya sama, besarnya kalor lebur sama
dengan kalor beku dan titik leburnya sama dengan titik bekunya. Oleh karena
itu, untuk proses melebur tetap berlaku Persamaan (4-6), dengan L menunjukkan kalor lebur.
Contoh Soal
Hitunglah jumlah kalor yang
diperlukan untuk meleburkan 1 kg es pada suhu –10oC (kalor jenis es c = 2.100 J/kgoC, kalor lebur
es L = 336.000 J/kg).
Penyelesaian
Massa es m = 1 kg
Suhu awal t0 = –10oC
Kalor jenis es c =
2.100 J/kgoC
Kalor lebur es L = 336.000 J/kg
Pada tekanan 1 atm, es melebur pada suhu 0oC. Untuk meleburkan
es suhu –10oC diperlukan kalor Q1 untuk menaikkan suhu es dari –10oC
ke titik leburnya, yaitu 0oC. Selanjutnya, diperlukan kalor Q2 untuk meleburkan es dengan
suhu 0oC menjadi air dengan suhu 0oC.
- Kalor yang diperlukan untuk suhu es dari t0 = –10oC ke titik leburnya t = 0oC adalah
- Kalor yang diperlukan untuk meleburkan es 0oC menjadi air 0oC adalah
Jadi, jumlah kalor yang
diperlukan untuk meleburkan 1 kg es pada suhu –10oC adalah
Q = Q1
+ Q2 = 21.000 J + 336.000
J = 357.000 J.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Titik Lebur
Tekanan yang diberikan dapat menurunkan titik lebur es. Peristiwa meleburkan
bagian balok es yang diberi beban dan membeku kembali sesaat setelah beban
dihilangkan dinamakan regelasi.
Ketidakmurnian zat juga
dapat mempengaruhi titik lebur. Penambahan garam dapur pada campuran air dan es
mampu menurunkan titik lebur es sampai – 20oC. Peristiwa ini dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan ice cream.
Pemberian garam dapur dapat menurunkan titik lebur es, sehingga es dapat
melebur di bawah suhu 0oC. Proses melebur membutuhkan kalor. Kalor
tidak diberikan dari luar, tetapi diambil dari es itu sendiri. Akibatnya, suhu
es turun meskipun es dalam keadaan cair (ice
cream).
Azas Black
Kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh zat yang bersuhu rendah. Pernyataan ini mula-mula dikemukakan oleh fisikawan Inggris, Joseph Black (1728-1799), sehingga dikenal sebagai asas Black. Secara sederhana, azas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:
Qdilepaskan = Qditerima (4-7)
m1.c1.(t1 – ta) =
m2.c2.(ta-t2)
Jadi, apabila dua zat yang berbeda suhunya dicampur kedua zat itu akhirnya
akan memiliki suhu yang sama. Untuk memahami penerapan Azas Black, perhatikan
contoh soal berikut.
Contoh Soal
Sepotong logam aluminium yang massanya 0,25 kg dipanaskan sampai 100oC,
kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi 0,2 kg air dengan suhu 25oC.
Apabila pertukaran kalor hanya terjadi antara aluminium dan air, berapakah suhu
akhir yang dapat dicapai? Diketahui, kalor jenis aluminium 900 J/kgoC
dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC.
Penyelesaian
Karena suhu aluminium lebih tinggi
daripada suhu air, sehingga ketika keduanya dicampur aluminium akan melepaskan
kalor dan air akan menerima kalor. Misalnya, suhu akhir yang dapat dicapai
adalah toC. Dengan
demikian, suhu aluminium turun dari 100oC menjadi toC. Sebaliknya, suhu air
naik dari 25oC
menjadi toC. Perhatikan
diagram di bawah ini.
aluminium, 100oC
suhu akhir, toC
air, 25oC
Aluminium
Massa m1 = 0,25 kg
Kalor jenis c1 = 900 J/kgoC
Perubahan suhu ∆t1 = (100 – t)oC
Aluminium melepaskan kalor :
Air
Massa m2 = 0,2 kg
Kalor jenis c2 = 4.200 J/kgoC
Perubahan suhu ∆t2 =
(t –25)oC
Air menerima kalor :
Berdasarkan Asas Black, Qlepas = Qterima. Jadi,
Jadi,
suhu akhir yang dapat dicapai adalah 40,8oC.
Perpindahan Kalor
Kalor
dapat berpindah dengan tiga macam cara:
- Konduksi (hantaran), yaitu perpindahan kalor melalui media
- Konversi, yaitu aliran kalor melalui partikel-partikel yang bergerak
- Radiasi, yaitu kalor memancar ke segala arah tanpa media
- Konduksi, panas dari api kompor merambat dasar panci melalui pengaduk sampai keujungnya
- Konveksi, padas dari api kompor merambat melalui partikel-partikel air didasar panic naik sampai kepermukaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.